Liputan6.com, Yogyakarta Para peneliti mengungkap bahwa aktivitas manusia telah meningkatkan suhu rata-rata hingga 4°C, memperparah intensitas, durasi, dan penyebaran gelombang panas di berbagai belahan dunia. Djaka Marwasta, Pakar Geografi Lingkungan dari Fakultas Geografi UGM, menjelaskan gelombang panas berkaitan langsung dengan perubahan iklim akibat emisi Gas Rumah Kaca (GRK). “Kenaikan konsentrasi GRK mendorong meningkatnya frekuensi, durasi, dan sebaran gelombang panas secara global,” jelasnya pada Selasa 15 Juli 2025.
Djaka menjelaskan tantangan terbesar dari fenomena ini terletak pada kerentanan kelompok lansia yang sangat sensitif terhadap perubahan suhu ekstrem.“Di Eropa, proporsi lansia sangat besar, sehingga dampaknya sangat terasa. Tapi di Indonesia pun, jumlah populasi lansia cukup banyak dan memerlukan perhatian khusus,” ujarnya soal dampak gelombang panas.
Tidak ada komentar