jpnn.com, JAKARTA - Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) diharapkan sebagai motor penggerak ulama perempuan Indonesia untuk bisa berperan dalam berbagai bidang. Hal ini sekaligus untuk menegaskan keberadaan ulama perempuan dan meminimalisasi resistensinya.
"KUPI tidak hanya menjadi forum pertemuan, tetapi juga sebagai platform dinamis yang memperjuangkan keadilan substantif melalui fikih ramah perempuan," kata Pengasuh Pondok Pesantren Hasyim Asyari, Hindun Anisah, MA, Rabu (20/8).
Tidak ada komentar