Liputan6.com, Gunungkidul Malam satu Suro, penanda awal tahun baru dalam kalender Jawa, selalu menjadi momen sakral yang dinanti oleh masyarakat Jawa. Bulan Sura atau Suro ini dipercaya sebagai bulan pembersihan, di mana banyak orang melakukan berbagai ritual untuk menyucikan diri, baik secara lahir maupun batin. Tak heran, tradisinya begitu melekat dalam budaya dan kepercayaan masyarakat.
Salah satu tokoh yang konsisten melestarikan tradisi ini adalah Ki Susena Aji, seorang Dalang Ruwat yang berdomisili di Kalurahan Kalitekuk, Kapanewon Semin, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Bagi Ki Susena Aji, malam satu Suro adalah puncak dari serangkaian upacara ritual pembersihan yang disebut "ruwatan".
Tidak ada komentar