Liputan6.com, Jakarta Hiperplasia endometrium, atau penebalan dinding rahim, adalah kondisi ketika lapisan dalam rahim (endometrium) menebal secara abnormal akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), kondisi ini bukanlah kanker, tetapi pada beberapa kasus dapat berkembang menjadi kanker rahim jika tidak ditangani dengan baik. Proses normalnya, estrogen berperan menebalkan endometrium untuk mempersiapkan kehamilan, sementara progesteron menjaga keseimbangannya setelah ovulasi. Jika ovulasi tidak terjadi, progesteron tidak terbentuk, sehingga lapisan rahim terus menebal
Menurut jurnal Endometrial Hyperplasia: Pathophysiology and Management (Singh, 2023), risiko hiperplasia meningkat pada wanita dengan obesitas, diabetes, sindrom ovarium polikistik (PCOS), atau yang mengalami menopause. Ketebalan abnormal ini dapat memicu gejala seperti menstruasi berlebihan, perdarahan di luar siklus, hingga anemia.
Tidak ada komentar