Liputan6.com, Banyuwangi - Komandan Gugus Tempur Laut Koarmada II Surabaya, Laksamana Pertama TNI Endra Hartono mengatakan, bahwa operasi pencarian dan pertolongan bawah air (laut) akan membahayakan tim penyelam. Sebab arus dalam di Selat Bali cukup kencang. “Dengan arus yang kencang dan dasar laut karang akan membahayakan penyelam, hal itu sesuai rekomendasi KRI Spica yang melakukan pemetaan dasar laut objek diduga KMP Tunu Pratama Jaya,”ujarnya dalam konfrensi pers di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Kamis (10/7/2025).
Endra mengungkapkan bahwa dari hasil pemetaan dasar laut Selat Bali yang dilakukan KRI Spica menggunakan multibeam echosounder alat sonar, pada pagi hari dilaporkan temuan baru dan sudah dikonfirmasi oleh KRI Spica setelah melaksanakan pemindaian bawah air mulai dari titik lokasi kapal tenggelam ke arah selatan sekitar 4mil.
Tidak ada komentar