jabar.jpnn.com, KOTA BOGOR - Di negeri yang “kaya hutan” dengan label konservasi di balik papan nama besar taman nasional, register hutan dan suaka margasatwa, faktanya semua ini hanya menjadi saksi bisu permainan tanah yang lebih tua dari republik ini.
Sekretaris Pendiri Indonesian Audit Watch (IAW), Iskandar Sitorus mengatakan ia tak berhenti bertanya, apakah kawasan lindung itu benar-benar hendak dilindungi atau justru dipertahankan demi kepentingan mereka yang pernah berkuasa.
Tidak ada komentar