jatim.jpnn.com, SURABAYA - Setiap 23 Juli, kita memperingati Hari Anak Nasional, sebuah momen penting untuk mengingat bahwa anak-anak bukan sekedar generasi penerus bangsa, tetapi jiwa-jiwa muda yang sedang mencari arah, tempat berpijak, dan makna keberadaan mereka.
Sebagai Guru Bimbingan Konseling (BK) di SMP 17 Agustus 1945 (SMPTAG) Surabaya, saya menyaksikan langsung dinamika kehidupan remaja di era serba digital. Gadget menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian mereka, baik sebagai sarana belajar maupun hiburan. Namun, di balik kemudahan itu, muncul tantangan baru yang tak bisa diabaikan. Menurunnya minat literasi, ketergantungan pada teknologi, dan kurangnya perhatian emosional dari lingkungan sekitar.
Tidak ada komentar