Liputan6.com, Jakarta - Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mempertanyakan data pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025 sebesar 5,12 persen yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Data itu dinilai anomali lantaran berbeda dari kondisi riil.
Keakuratan data pertumbuhan ekonomi nasional itu pun disorot lantaran munculnya fenomena Rojali (rombongan jarang beli) dan Rohana (rombongan hanya nanya-nanya) yang marak terjadi di sektor perdagangan.
Tidak ada komentar