Liputan6.com, Sleman - Gamelan mengalun perlahan di pelataran sendang tua. Di sela ritmenya yang syahdu, lantunan ayat suci Al-Qur’an menyusup pelan-pelan, mengisi ruang hati dan ruang budaya yang telah lama kosong. Malam itu, Joholanang tak sekadar menggelar pertunjukan. Ia sedang membangkitkan kembali ruh kebudayaan Jawa yang nyaris padam.
Ratusan warga berdatangan. Mereka duduk bersila di atas tikar, menghadap ke panggung wayang yang didirikan di dekat sumber mata air sendang. Tempat itu diyakini masyarakat sebagai salah satu titik penting penyebaran Islam oleh Sunan Kalijaga di masa lalu.
Tidak ada komentar