Liputan6.com, Yogyakarta - Komunitas Gadjah Mada Building and Bridge (GMBB) meraih peringkat 2 dalam kompetisi Internasional desain jembatan di Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah. Tim GMBB yang terdiri dari Alfath Qornain Isnan Yuliadi, Figo Valentino Widyatmiko, dan Muhammad Falah Naufal Moelia memberi nama jembatannya Jembatan Panggah, yang dalam bahasa Jawa berarti "teguh" atau "kokoh". “Kami menamainya demikian karena desain kami menyimbolkan ketahanan, kekokohan, dan inovasi melalui infrastruktur yang estetis,” ungkap Alfath dalam keterangan kepada wartawan, Senin (26/5/2025).
Mengacu pada tema kompetisi, Smart Bridges and Disaster Resilience Using BIM Technology Innovation to Achieve Sustainable Development Goals, tim Emperawr UGM ini mengusung pendekatan inovatif yang mengintegrasikan teknologi mutakhir. Mereka memanfaatkan bahasa pemrograman Python, analisis struktur berbasis VBA, serta menerapkan teknologi Building Information Modeling (BIM) dari level 3D hingga 7D. Tak hanya itu, mereka juga mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) dalam desainnya.“Kami mengangkat konsep jembatan yang tahan terhadap bencana, menggunakan material ramah lingkungan seperti beton bio-foam, serta desain yang ramah bagi pejalan kaki,” jelas Figo, anggota tim yang lain soal desain jembatan.
Tidak ada komentar