KADIN Terus Mendorong Kota Solo Menjadi Pusat Aglomerasi

KADIN Terus Mendorong Kota Solo Menjadi Pusat Aglomerasi

jateng.jpnn.com, SOLO - Kamar Dagang Industri (KADIN) Surakarta terus mendorong adanya aglomerasi di Solo Raya. Konsep ini dinilai akan meningkatkan angka lapangan pekerjaan hingga PAD daerah setempat. Ketua Kadin Surakarta Ferry Septha Indrianto mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini tengah melakukan kajian terkait dengan pentingnya penerapan konsep aglomerasi di Solo Raya. Kajian tersebut melibatkan akademisi Kuncoro Diharjo, yang rencana akan dirilis pada akhir bulan ini. Ferry menyebut bahwa kajian itu fokus membahas banyaknya kerugian yang akan diderita Pemerintah wilayah Solo Raya jika aglomerasi tidak terwujud. Salah satu kerugian besar yang akan diderita, yakni tidak masuknya investasi. Akibatnya, angka pengangguran kemungkinan akan meningkat mengingat banyaknya sumber tenaga kerja yang terus bertambah setiap tahunnya."Kami dari KADIN selalu menggaungkan tentang aglomerasi ini untuk dilakukan sedini mungkin. Jangan sampai, momentum baik ini tidak mampu kami eksekusi dengan baik," bebernya saat diwawancarai di Solo, Rabu (19/6). Konsep pengembangan wilayah ini sebelumnya pernah disosialisasikan oleh KADIN saat penutupan Solo Great Sale beberapa waktu lalu. Dua sektor, yakni pariwisata dan investasi menjadi target utama."Dua sektor yang didorong adalah sektor investasi dan pariwisata. Investasi tidak ada daerah yang akan menolak. Kalau Pariwisata sudah jelas, karena ini adalah kota Budaya," kata dia.Ferry menjelaskan konsep aglomerasi yang didorong KADIN berangkat dari fenomena banyaknya pengusaha yang melirik Kota Solo untuk berinvestasi.Namun, Solo tidak memiliki kapasitas untuk mengakomodir keinginan tersebut. Di sisi lain, para investor inginnya bekerja sama dengan Kota Solo. "Secara kapasitas tidak mungkin dipenuhi Kota Solo sehingga harus melebar. Meskipun melebar, mereka (para investor) maunya tetap Kota Solo," jelasnya. Maka ke depan, lanjut Ferry, Kota Solo harus menjadi pusat atau pintu masuknya investasi untuk kemudian disalurkan ke wilayah-wilayah sekitar.

Dengan itu, otomatis lapangan pekerjaan bertambah, PAD daerah setempat meningkatkan, perputaran uang meningkatkan, dan investasi di bidang lain meningkatkan. "Ini bukan harus memilih siapa yang menang dan tidak. Namun, bagaimana menciptakan kemitraan kolaborasi dengan wilayah setempat. Untuk kepentingan semua. Semua mendapat keuntungan, berbagai tentang hasil dan sumber daya. Jika ini tidak tercapai yang rugi siapa? Masyarakat dan pemerintah itu sendiri," tegasnya. (mcr21/jpnn)

Tidak ada komentar

Baca selengkapnya