Liputan6.com, Yogyakarta - Peneliti dari University College London (UCL) mendesak para pengusaha untuk menciptakan budaya 'ramah tidur' dengan meminimalkan waktu lembur dan mengizinkan pekerja untuk mendapat istirahat yang layak. Hasil riset UCL membuktikan orang yang bekerja dengan shift atau jam kerja yang tidak biasa memiliki kualitas dan kuantitas tidur yang jauh lebih buruk ketimbang mereka yang memiliki jadwal kerja reguler.
Oleh karena itu, sudah sepantasnya pekerja dengan pola shift layar dibayar lebih dari standar yang ditetapkan.
Tidak ada komentar