Liputan6.com, Jakarta Harga emas melonjak tajam sebesar 38% YoY ke level USD 2.859,6/oz pada kuartal I 2025. Kenaikan ini dipicu oleh inflasi yang masih tinggi (5,4%), suku bunga riil negatif di AS (sekitar –0,5%), serta permintaan besar dari bank sentral yang mencapai 363,2 ton. Selain itu, arus masuk ETF juga pulih menjadi 211,2 ton, sehingga total permintaan investasi emas mencapai 551,9 ton.
Di sisi suplai, ketatnya pasokan turut memperkuat harga emas. Biaya produksi emas global yang meningkat (di atas USD 1.350/oz) dan output tambang yang terbatas hanya sebesar 855,7 ton memberikan tekanan tambahan pada sisi penawaran. Kombinasi dari indeks DXY yang melemah (sekitar 100) dan volatilitas mata uang negara berkembang (>8%) menjadi katalis pendukung lanjutan bagi reli harga emas.
Tidak ada komentar