Liputan6.com, Jakarta Menghadapi individu yang didiagnosis dengan Dissociative Identity Disorder (DID), atau yang awam dikenal sebagai kepribadian ganda, membutuhkan pemahaman mendalam dan pendekatan yang tepat. Kondisi mental kompleks ini ditandai dengan adanya dua atau lebih identitas berbeda dalam satu individu, bukan berarti memiliki banyak kepribadian terpisah, melainkan fragmentasi identitas yang belum terintegrasi. Setiap identitas, atau "alter", dapat menunjukkan karakteristik unik seperti nama, usia, atau jenis kelamin yang berbeda.
Penyebab utama DID adalah trauma parah dan berulang yang dialami pada masa kanak-kanak, seperti kekerasan fisik, emosional, atau seksual. Trauma ini mendorong individu untuk "memisahkan diri" sebagai mekanisme pertahanan psikologis guna menghindari rasa sakit yang mendalam. Gejala yang muncul bisa sangat bervariasi, meliputi amnesia signifikan, perasaan terlepas dari diri sendiri, perubahan suasana hati drastis, serta kecemasan dan depresi.
Tidak ada komentar