Liputan6.com, Jakarta - Industri pertambangan emas sedang berjuang untuk mempertahankan pertumbuhan produksi, ditengah ketersediaan logam kuning yang semakin menipis.
"Kami telah melihat rekor produksi tambang pada kuartal pertama tahun 2024 naik 4% YoY. Namun gambaran yang lebih besar, menurut saya, mengenai produksi tambang adalah, secara efektif produksi tambang mencapai titik stabil sekitar tahun 2016, 2018 dan kami tidak melihat adanya pertumbuhan sejak saat itu," kata Kepala Strategi Pasar Dewan Emas Dunia (WGC) John Reade, dikutip dari CNBC International, Senin (10/6/2024).
Tidak ada komentar