Liputan6.com, Jakarta - 2025 menjadi tahun penuh tantangan bagi sektor manufaktur dan industri di Indonesia. Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terus bergulir seiring dengan sejumlah perusahaan di berbagai sektor yang alami kebangkrutan. Beberapa perusahaan mengumumkan penghentian operasi dan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawannya.
Salah satu perusahaan yang resmi tutup operasi, yakni PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex. Raksasa tekstil nasional itu mengumumkan penutupan operasional salah satu pabriknya per 1 Maret 2025. Keputusan ini diambil akibat tekanan finansial yang semakin berat, dengan utang perusahaan yang mencapai hampir Rp 30 triliun.
Tidak ada komentar