Liputan6.com, Jakarta - Industri pertambangan sering kali menghadapi paradoks. Mineral esensial seperti nikel, tembaga, dan litium sangat dibutuhkan untuk transisi energi, namun proses penambangannya kerap dikaitkan dengan kerusakan lingkungan dan konflik sosial. Kondisi ini mendorong lahirnya konsep responsible mining atau pertambangan yang bertanggung jawab.
Dalam sebuah sesi dengan media pada Senin, 25 Agustus 2025, Paul Marchive, Head of Exploration & Business Development Eramet Indonesia, menegaskan bahwa keberlanjutan harus dimulai sejak tahap eksplorasi.
Tidak ada komentar