Liputan6.com, Jakarta Kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk kembali memberlakukan tarif impor tinggi terhadap produk dari China menjadi pemicu utama potensi kenaikan harga iPhone secara signifikan. Langkah ini tidak hanya memicu ketegangan dagang global, tetapi juga langsung mengancam kantong konsumen, terutama para pengguna setia produk Apple.
Sebagai salah satu produk teknologi paling populer di dunia, iPhone sangat bergantung pada proses manufaktur di China. Dengan tarif impor yang kini mencapai 54 persen untuk barang-barang dari Negeri Tirai Bambu, Apple berada di persimpangan sulit: menyerap lonjakan biaya produksi atau meneruskannya kepada pembeli melalui harga jual yang lebih tinggi.
Tidak ada komentar