Liputan6.com, Jakarta - Sebuah studi baru yang dipublikasikan di Science Advances mengungkap bahwa panas ekstrem tidak hanya memangkas produksi susu hingga 10 persen dalam satu hari. Hal ini juga menimbulkan dampak jangka panjang yang dapat bertahan lebih dari seminggu.
Mengutip Euronews, Kamis, 10 Juli 2025, penelitian ini menyoroti tantangan serius yang dihadapi industri susu global di tengah krisis iklim, meski sudah ada teknologi pendingin canggih yang diterapkan. Para peneliti berfokus pada Israel, yang dikenal sebagai salah satu negara penghasil susu paling inovatif di dunia.
Tidak ada komentar