Poco-Poco, Tarian Maluku Populer Enerjik dan Mudah Diikuti
- hari ini, 21.02
- liputan6.com
- 0
![Poco-Poco, Tarian Maluku Populer Enerjik dan Mudah Diikuti](https://stx.myfresh.app/h/110/j8mbyLSWwS03IPp47Ou4wlzbHrmLCa0QVRRNR6sVmkewloDUWqQrv6_MPh8iYiBhmEimk2tv53tqeaMyTsIU_MuAgLa-mgZPEOb62g8fYTRuA_Ab5uPTDtp6GG-vvQBoVvt_DukuiF6TZfA1cka73gzz0tlDVKMoz5VkyCBzrct7JdZbXf8xsdX9bZy3FochkN3QLKQq4O0vAHcjuHyUtdyZ4BNxepIQh8_Onkmr6LtOmPBBTPX4OciciQZHzH-S9seDVwsqFsN5vscnfk5Q2VsYW5OdAPM9i0qaXuie2fM.jpg)
Liputan6.com, Jakarta Anak-anak di bawah usia lima tahun seringkali menunjukkan perilaku tantrum, yang ditandai dengan marah, mengamuk, atau menangis keras. Namun, apakah perilaku ini menunjukkan bahwa emosinya tidak stabil? Tidak selalu demikian. Tantrum pada anak sebenarnya adalah bagian dari proses perkembangan yang wajar, di mana anak belajar mengelola emosi yang mereka rasakan. "Tantrum adalah ekspresi alami anak untuk menunjukkan rasa marah atau kecewa, terutama ketika mereka belum dapat mengungkapkan perasaannya dengan baik," kata Dr. Amira Suryani, seorang psikolog anak yang menjelaskan fenomena ini.
Tantrum umumnya terjadi karena anak merasa kesulitan mengekspresikan dua jenis emosi kuat, yakni kemarahan dan kesedihan. Pada usia dini, kemampuan anak untuk berkomunikasi masih terbatas, sehingga mereka bisa merasa frustrasi jika orang tua tidak memahami keinginan mereka. "Sebagian besar tantrum terjadi karena anak merasa kesulitan mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata," lanjut Dr. Amira. Ini membuat anak mudah merasa frustrasi, yang akhirnya memunculkan tantrum sebagai reaksi terhadap emosi yang tidak dapat mereka kelola.
Tidak ada komentar