Liputan6.com, Jakarta Fenomena glass skin tak hanya menandai tren kecantikan modern, tapi juga mengubah cara pandang terhadap perawatan kulit. Konsep yang lahir dari Korea Selatan ini sebenarnya mengajarkan bahwa kulit yang tampak bening dan lembap bukan hasil instan, melainkan buah dari perawatan menyeluruh mulai dari hidrasi, asupan nutrisi, hingga perlindungan terhadap polusi dan sinar UV.
Bagi perempuan Indonesia, kondisi iklim tropis yang panas dan lembap menjadi tantangan tersendiri. Paparan polusi udara, stres harian, serta efek blue light dari perangkat digital bisa memperlemah skin barrier dan membuat kulit tampak kusam. Faktor lingkungan yang kompleks ini menuntut perawatan kulit yang lebih adaptif dan sesuai dengan kebutuhan kulit di cuaca tropis.
Tidak ada komentar