Liputan6.com, Jakarta Konsep love language atau bahasa cinta telah menjadi fondasi penting dalam memahami dinamika hubungan. Diperkenalkan oleh Dr. Gary Chapman pada tahun 1992, teori ini menjelaskan lima cara utama seseorang mengekspresikan dan menerima kasih sayang. Memahami bahasa cinta pasangan dapat secara signifikan meningkatkan keharmonisan dan mengurangi kesalahpahaman dalam hubungan.
Salah satu dari lima bahasa cinta tersebut adalah Acts of Service, di mana seseorang merasa paling dicintai ketika pasangannya melakukan tindakan nyata yang membantu atau meringankan beban mereka. Ini bukan sekadar kata-kata manis, melainkan bukti nyata melalui perbuatan yang menunjukkan perhatian dan dedikasi. Bagi individu dengan bahasa cinta ini, tindakan berbicara lebih keras daripada sekadar janji.
Tidak ada komentar