Cerita Diskriminasi Para Indis usai Revolusi

Cerita Diskriminasi Para Indis usai Revolusi

Liputan6.com, Yogyakarta - Era transisi pasca-Revolusi Kemerdekaan Indonesia bagi kelompok-kelompok non-Indonesia asli atau yang dianggap bukan berdarah murni Indonesia mendapatkan banyak diskriminasi. Peneliti Indo-Belanda Tedy Harnawan menjelaskan perkawinan orang belanda dengan warga lokal memunculkan kebudayaan baru yang disebut kebudayaan indis.

“Mereka ini pada masa kolonial memiliki distingsi dalam struktur masyarakat kolonial. Dianggap orang Belanda tapi memiliki darah bumiputera, dianggap orang Belanda tapi merupakan gelijkgestelden (status penyetaraan warga negara) Belanda. Jane dan keluarganya adalah salah satu dari komunitas indis tersebut,” katanya dalam diskusi sejarah yang dilaksanakan oleh Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya UGM bersama dengan Komunitas Malam Museum dan See Jane Run Team di Ruang Sidang 1 Gedung Poerbatjaraka FIB UGM belum lama ini.

Tidak ada komentar

Baca selengkapnya